Bolehkah Berdebat

Abu Hanifah Ra. bertanya kepada Dawud Ath-tha'i. Mengapa engkau lebih suka menyendiri? agar aku dapat menghindarkan nafsuku dari perdebatan jawabnya. Sekarang datanglah ke majelis ilmu, dengarkan apa yang disampaikan di sana dan jangan berkata apa-apa ujar Abu Hanifah.

Setelah melaksanakan shalat, Abu Hanifah Ra. Daud Ath-tha'i ra berkata aku belum pernah menghadapi perjuangan melawan nafsu yang lebih berat dari itu.

Hatim Al Asham Ra. berkunjung ke Baghdad. Warga kota menemui beliau dan berkata: Wahai Abu Abdurrahman. Engkau orang Ajam yang gagap, tetapi mengapa engkau mampu mengalahkan semua orang yang mendebatmu?.

Aku memiliki tiga sifat yang kutunjukkan kepada orang-orang yang menentangku, yaitu: Aku senang jika penentangku benar, aku sedih jika dia salah, dan aku jaga diriku agar tidak membodoh-bodohkannya. Jawab Hatim.

Jawaban Hatim ini sampai kepada Imam Ahmad bin hambal. Imam Ahmad berkata: Maha suci Allah, betapa bijaksananya Hatim. Mari kita kunjungi dia.

Ketika bertemu dengan hatim, Imam Ahmad bertanya kepadanya: Wahai Abu Abdurrahman, bagaimana caranya agar kita selamat dari dunia wahai hamba Allah?.

Kamu tidak akan selamat dari dunia kecuali jika memiliki 4 sifat berikut: memaafkan kebodohan (kesalahan) orang lain, kau cegah kebodohanmu dari mereka, kau dermakan hartamu kepada mereka dengan tidak mendebatnya, dan sedikitpun kau tidak mengharapkan harta mereka. Jika kau dapat bersikap demikian, maka akan selamat.

Hikmah dibalik kisah:
Berdebat memang tidak baik, tetapi ada kalanya perdebatan wajib dilakukan untuk membela syariat Islam, dan membela agama Allah.

Cerita singkat di atas menjelaskan cara berdebat yang santun, yang dilakukan oleh seorang ulama. Hendaknya kita menjadikan perdebatan hanya sebagai sarana ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan sebagai alat untuk menyombongkan diri dan mencapai penghargaan dari manusia.

Bergaul dengan manusia yang memiliki beribu-ribu sifat berbeda dengan kita tidaklah mudah. Apapun yang kita lakukan tidak akan mampu membuat mereka semua senang kepada kita.

Jika nasehat diatas kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari insya Allah kita akan selamat. Sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, bahwa pada suatu hari seorang sahabat mendatangi Nabi Saw. dan berkata: Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amal yang jika aku laksanakan Allah akan mencintaiku begitu pula manusia. Zuhudlah terhadap dunia maka Allah akan mencintaimu, dan berzuhudlah terhadap harta yang berada dalam genggaman manusia, maka mereka akan mencintaimu.

Jika kita tidak iri dan tidak rakus kepada harta dan kekayaan orang lain, maka mereka akan mencintai kita, sebab mereka merasa aman dari gangguan kita.

Menghindari perdebatan dengan hidup menyendiri bukanlah suatu hal yang mulia sebab banyak keutamaan yang dapat ia peroleh dengan menghadiri majelis ilmu. Berusahalah untuk mengambil yang baik, dan meninggalkan yang buruk serta tidak menjadikan sebuah majelis ilmu sebagai ajang perdebatan untuk memuaskan nafsu.

Nabi Sulaiman Alaihissalam berkata kepada putranya: Tinggalkanlah perdebatan manfaatnya sedikit dan akan menimbulkan permusuhan dengan teman.

Rasulullah SAW bersabda barangsiapa meninggalkan perdebatan Padahal dia benar maka Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di tengah-tengah surga.

Setelah membaca cerita singkat di atas, akankah kita mendebat orang lain hanya karena ego kita supaya orang-orang menganggap kita hebat?

Comments

Popular posts from this blog

KONDISI MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM

KEDUDUKAN WANITA MASA JAHILIAH, SETELAH DATANGNYA ISLAM, DAN MASA SEKARANG

Mengapa janda lebih banyak dari duda