Mengapa janda lebih banyak dari duda

Dalam hati kecilku sering muncul pertanyaan mengapa jumlah janda lebih banyak dibandingkan dengan duda. Hal ini dikuatkan oleh fakta yang saya lihat di lingkungan kelahiran maupun lingkungan tempat tinggal sekarang yang mana janda memang lebih dominan. Tapi memang hasil survey juga membuktikan bahwa janda (tua maupun muda) lebih banyak ketimbang duda. Gak tahu siapa yang nyurvey kaya gak ada kerjaan aja neliti janda. Hehe

Ketika rasa penasaran muncul tentu diikuti oleh penasaran selanjutnya yang menjelma menjadi tanda tanya. Apa penyebab jumlah janda lebih banyak dari duda?. 

Tentunya jawaban pertama adalah karena jumlah wanita lebih banyak dibandingkan pria. Its okay.. Ini wajarlah karena janda kan wanita bukan waria. Hal ini dibuktikan dengan angka kelahiran bayi di dunia kalau bayi perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan bayi laki-laki.

Dengan banyaknya bayi yang lahir perempuan maka jumlah populasi wanita juga lebih banyak dibandingkan pria. Sekarang ini katanya sudah 8:1 bahkan lebih. Waw amazing!!. Ini membuat populasi penduduk dunia mayoritasnya adalah wanita. Tapi saya gak tahu apa jumlah tersebut sudah termasuk cowok jadi-jadian yang sudah berubah jadi LGBT atau belum. Huchh. LGBT ngurangin jumlah laki-laki saja. 😆

Penyebab kedua yaitu menurut medis wanita mempunyai daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan pria karena dalam tubuh wanita terdapat kromosom terprogram yang dapat menangkal berbagai macam penyakit, sehingga wanita lebih kebal dari penyakit. Meskipun katanya wanita lebih lemah dalam hal tenaga, namun berdasarkan survei bahwa harapan usia wanita itu lebih panjang 3 tahun daripada pria. Berarti wanita itu lemah tapi kuat. Susah di bayangin. Hahahaha 

Penyebab ketiga adalah ketika menikah mayoritas wanita berusia lebih muda dibandingkan pria. Ada yang hanya selisih hari, bulan, tahun, bahkan ada yang puluhan tahun. Ini tentu berpengaruh terhadap kemungkinan suami meninggal terlebih dahulu, meskipun tidak ada yang menjamin yang usianya lebih tua akan mati lebih dulu. Namun dalam fase kehidupan setelah tua tidak mungkin jadi muda atau menjadi bayi lagi. Namun ada juga si yang jadi bayi tuek. Xixi

Alasan yang keempat ini entah benar atau tidak. Penyebabnya adalah karena problem hidup suami tergolong lebih berat daripada istri, karena suami memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan istri. Mencakup pemimpin rumah tangga dan pencari nafkah keluarga. Apalagi kalau istrinya rewel, bisa tambah berat problemnya. Coba bayangkan ketika siang lelah mencari nafkah, berharap sepulang di rumah dihibur oleh istri, tapi malah istri ngomel-ngomel dengan berbagai sebab (kadang malah tidak ada alasan). Akhirnya jadi tambah pusing itu kepala, dilanjutkan stress dan memicu stroke dan endingnya tahu sendiri. Intinya poin keempat itu himbauan buat para istri agar lebih menyayangi para suami. Suami juga gak pengin anaknya jadi yatim lho..wkwk

Yang kelima adalah ulah pria yang terkadang ingin menunjukkan taringnya dengan berpoligami namun mendapat penolakan istri. Istri lebih memilih jadi janda ketimbang harus berbagi cintanya dengan istri ke-1, 2, 3, dst. sampai tak terhingga sepanjang masa (kayak lagu). Kemudian setelah cerai tidak mau menikah lagi dengan alasan tidak ingin jatuh ke lubang buaya. Lubang yang sama maksudnya. Sungguh kejam fergusso. Haha

Itu saja si menurut saya. Mungkin ada yang lain, tapi belum kepikiran nambah lagi (emang istri). Semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita. 

والسلام عليكم


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KONDISI MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM

KEDUDUKAN WANITA MASA JAHILIAH, SETELAH DATANGNYA ISLAM, DAN MASA SEKARANG