tujuan dan fungsi penilaian

MAKALAH
TUJUAN DAN FUNGSI PENILAIAN
Disusun untuk memenuhi tugas:
Mata Kuliyah: Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Nanang Hasan Susanto, M.Pd.

Description: images.jpg




                                              

Di susun oleh :
Zainul Anwar ( 2022112072)
Mahfud Alimin (2022111054)
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TARBIYAH
STAIN PEKALONGAN
2015





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu bagian penting dari pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat diabaikan adalah pelaksanaan penilaian. Dalam kurikulum berbasis kompetensi KBK yang dioperasionalkan melalui kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP) dikenal istilah Assessment Pembelajaran. Bagian penting daari Assessment Pembelajaran adalah bagaimana melakukan penilaian, bagaimana prosedur penilaian, pengolahan data, penetapan skor sehingga gambaran dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru selama mengajar dapat diketahui bukan saja oleh siswa, tetapi oleh semua pihak termasuk orang tua dan guru.
Kompetensi yang dituntut dari seorang guru yang profesional adalah kompetensi untuk untuk mengajarkan peserta didik dengan baik sehingga mampu menghasilkan lulusan yang menguasai kompetensi yang dibelajarkan pada tiap jenjang pendidikan, hal ini berlaku untuk setiap guru mata pelajaran. Dalam kurikulum berbasis kompetensi yang dipergunakan di sekolah, fokus pembelajaran paling tidak mencakup tiga hal, yaitu penentuan kompetensi yang akan di belajarkan, pengembangan silabus sebagai bahan ajar, dan penilaian yang dimaksudkan untuk mengukur capaian kompetensi yang dibelajarkan tersebut oleh peserta didik. Jadi pada prinsipnya seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai bahan ajar dan cara membelajarkannya, melainkan juga bagaimana menilai kadar capaian kompetensi yang dibelajarkannya itu.
Penilaian memiliki posisi yang strategis dalam usaha peningkatan kualitas pembelajaran dan lulusan pendidikan pada tiap jenjang sekolah. Penilaian dapat menyediakan informasi yang sangat berguna untuk tujuan peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Untuk itu, apa dan bagaimana penilaian hasil belajar haruslah dipahami dengan benar kemudian secara konsekuen diterapkan di kelas oleh para guru sesuai dengan langkah yang semestinya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah fungsi dan tujuan penilaian kemampuan kelas?
2.      Apa saja persamaan dan perbedaan tes kemampuan awal, diagnostik, formatif, dan sumatif?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program pebelajaran, maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Penilaian secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan nonpengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu.
B.     Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Penilaian Kelas
Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dari proses penilaian ini pendidik akan memperoleh potret atau profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam KTSP masing-masing sekolah. Dalam melaksanakan penilaian kelas, kita harus paham bahwa penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
1.      Tujuan penilaian berbasis kelas
Secara rinci tujuan dari penilaian kelas adalah sebagai berikut :
a.       Dengan melakukan penilaian berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersaratkan baik selama mengikuti pembelajaran atau setelahnya;
b.      Saat melaksanakan penilaiaan, pendidik juga dapat langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik;
c.       Pendidik dapat terus melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dialami peserta didik;
d.      Hasil pantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik, untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang telah digunakan sesuai kebutuhan materi dan kebutuhan siswa;
e.       Hasil penilaian dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektifitas pendidikan.
2.      Fungsi penilaian berbasis kelas
Secara rinci fungsi dari penilaian kelas dalam beberapa acuan dapat dijelaskan sebagai berikut (diknas 2006)
a.       Tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetensi maupun kompetensi dasar;
b.      Penilaian berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai landasan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahai dirinya, dan membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian mauun penjurusan;
c.       Sejalan dengan penilaian yang telah dikemukakan diatas maka salah satu fungsi penilaian berbasis kelas adalah menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bias dikembangkan peserta didik.
d.      Penilaian juga berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan atau yang sedang berlangsung;
e.       Semua hal tersebut dapat dipakai sebagai kontrol bagi guru sebagai pendidik dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik.[1]

3.      Beberapa Prinsip Penilaian Kelas
1.      Prinsip Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
2.      Prinsip realiabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.penilaian yang ajeg memungkinkan perbandingan yang ajeg dan menjamin konsistensi.
3.      Prinsip totalitas
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup semua domain yang tertuang pada kompetensi dasar.
4.      Prinsip kontinuitas
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kuru waktu tertentu.
5.      Prinsip objektivitas
Penilaian harus dilakukan secara objektif. Untuk itu,penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan criteria yang jelas dalam pemberian skor.
6.      Prinsip membelajarkan
proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.[2]
C.     Macam tes pengukur keberhasilan
Tes pada umumnya dipergunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan tertentu dalam kegiatan pembelajaran. Tingkat keberhasilan peserta didik dapat juga dimaknai sebagai tingkat kemampuan peserta didik yang diperoleh setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran atau yang dimiliki sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Tes keberhasilan peserta didik ysng sering dilakukan ada beberapa macam, antara lain:

1.      Tes kemampuan awal
Dengan tes kemampuan awal dimaksudkan tes yang dilakukan sebelum peserta didik mengalami proses pembelajaran. Tes tersebut mungkin dilakukan sebelum suatu kegiatan pembelajaran dimulai, atau sebelum peserta didik memulai pelajaran di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Ada tiga macam tes kemampuan awal, yaitu pretes, tes prasyarat, dan tes penempatan.
a.       Pretes
Pretes adalah jenis tes kemampuan awal yang dilakukan sebelum peserta didik mengalami proses belajar dalam suatu mata pelajaran. Pretes dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan kompetensi atau bahan ajar yang akan dipelajarinya. Informasi yang diperoleh dari pemberian pre-test dapat dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b.      Tes prasyarat (entry behavior test)
Tes prasyarat adalah tes yang dilakukan sebelum seseorang melakukan pendidikan tertentu. Tes dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang (peserta didik) memiliki kemampuan atau keterampilan tertentu yang menjadi prasyarat untuk mengikuti pendidikan tertentu tersebut .jika peserta didik memiliki kemampuan yang disyaratkan, ia diperbolehkan mengikuti program pendidikan yang dimaksudkan. Sebaliknya, jika peserta didik tidak memiliki tingkat kemampuan yang disyaratkan ia tidak diperkenankan mengikutinya. Jika ia diperkenankan mengikutinya walau tak memenuhi persyaratan, hal itu akan menimbulkan kesulitan dibelakang.
c.       Tes penempatan (Placement Test)
Tes penempatan dilakukan sebelum peserta didik memulai pendidikan pada tingkat tertentu. Tes dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik untuk kemudian menempatkannya pada tingkat kemampuan yang sesuai. Dengan demikian, tes ini dimaksudkan untuk mengumpulkan peserta didik yang kemampuannya kurang lebih seimbang dalam satu kelas. Hal ini akan memudahkan penyusunan silabus dan pelaksanaan pembelajaran karena kelas agak bersifat homogen.
2.      Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik dilakukan sebelum atau selama masih berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Tes diagnostik dimaksudkan untuk menentukan kompetensi dasar, indikator, dan bahan ajar tertentu yang masih menyulitkan peserta didik. Informasi tentang kelemahan peserta didik dalam hal tersebut merupakan masukan yang berharga untuk menentukan kebijakan pembelajaran selanjutnya yang berupa pemberian perlakuan yang tepat. Informasi tentang kelemahan peserta didik dipergunakan sebagai dasar penyusunan program remidial. Peserta didik yang masih mengalami kesulitan dalam hal tertentu diremidi dengan disuruh mengerjakan atau mempelajari bahan ajar program remidial tersebut.
      Dalam kgiatan pembelajaran pemberian yang bersifat remidi kepada peserta didik yang masih membutuhkan juga harus tepat, jika tidak tepat, kemungkinan peserta didik justru menjadi semakin bingung. Oleh karena itu, penyusunan bahan remidial haruslah mendasarkan diri pada kelemahan peserta didik.
3.      Tes Formatif
Tes formatif dilakukan selama kegiatan pembelajaran masih berlangsung pada setiap akhir beberapa kompetensi dasar atau kesatuan bahasan. Dengan demikian, tes formatif dilakukan beberapa kali dalam satu semester.
Tes formatif merupakan tes dala proses yang dimaksudan untuk mengukur tingkat eberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang berkaitan dengan pokok bahasan yang baru saja diselesaikan. Informasi yang diperoleh dari tes formatif merupakan acuan yang berguna untuk menilai efektifitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Bagi pihak guru, informasi tersebut dapat dipergunakan untuk mempertimbangkan apakah suatu bahan pelajaran dilanjutkan atau diulangi sebagian, apakah teknik pembelajaran perlu diganti, dimodifikasi, atau tetap dipertahankan.
Bagi peserta didik, tes formatif juga mempunyai beberapa keuntungan. Pertama, peserta didik akan mengetahui apakah dirinya telah mencapai tingkat penguasaan terhadap suatu kompetensi dan bahan ajar yang telah dipelajarinya. Kedua, hasil tes formatif akan merupakan bentuk penguatan (reinforcement) yang menjadikan peserta didik akan menyadari letak kekurangan terhadap bahan tertentu.
Dalam kenyataan disekolah, tes formatif dilaksanakan dengan sebutan ulangan harian. Ulangan harian harus dilakukan beberapa kali dalam satu semester karena nilai ulangn harian itu juga dipakai untuk menentukan nilai akhir peserta didik bersama dengan tes sumatif atau biasa dikenal dengan sebutan uangan umum.
4.      Tes sumatif
Tes sumatif dildkukan setelah selesainya kegiatan pmbelajaran atau seluruh program yang direncanakan. Tes sumatif biasanya diadakan diakhir semester. Informasi yang diperoleh dari tes sumatif dipergunakan untuk menentukan nilai atau prestasi yang dicapai oleh peserta didik.
Kegunaan hasil tes sumatif yang lain dapat untuk mengetahui bagaimana kedudukan seseorang peserta didik diantara kawan-kawan kelompok, apakah ia termasuk golongan atas, sedang, atau bawah. Selain itu, hasil tes sumatif juga dipergunakan untuk membuat laporan hasil belajar peserta didik kepada pihak lain yang membutuhkan misalnya orang tua. Laporan yang dimaksudkan adalah dalam bentuk buku rapor atau STTB. Jadi jelasnya, hasil tes sumatif dipakai untuk mengisi rapor atau STTB.[3]
  


BAB III
KESIMPULAN

A.    Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program pebelajaran, maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
B.     Macam tes pengukur keberhasilan
1.      Tes kemampuan awal
a.       Pretes
b.      Tes prasyarat
c.       Tes penempatan         
2.      tes diagnostik
3.      Tes formatif
4.      Tes sumatif









BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B. Uno dan Satria Koni.2012.Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Burhan Nurgiyantoro.2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta





[1] Hamzah B. Uno dan Satria Koni. Assesment Pembelajaran. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), hlm.1-6
[2] Ibid hlm 35-38
[3] Burhan Nurgiyantoro. Penilaian Pembelajaran Bahasa.(Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2012) hlm. 111-116

Comments

Popular posts from this blog

KONDISI MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM

KEDUDUKAN WANITA MASA JAHILIAH, SETELAH DATANGNYA ISLAM, DAN MASA SEKARANG

Mengapa janda lebih banyak dari duda