Teknik Mendapatkan Umpan Balik Dalam Pendidikan
MAKALAH
TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK DALAM
PEMBELAJARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Chusna Maulida, M.pd
Disusun Oleh :
ZAINUL ANWAR
(2022112072)
KELAS PBA B
JURUSAN TARBIYAH PBA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
STAIN PEKALONGAN
2014
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan
pengajaran yang hendak dicapai di sekolah mempunyai kaitan dengan materi yang
hendak diberikan dan dengan metode belajar mengajar yang dipakai guru dan siswa
dalam memberikan atau menerima materi tersebut. Sejauh mana keberhasilan guru
memberikan materi, dan sejauh mana siswa menyerap materi yang disajikan itu
dapat diperoleh informasinya melalui evaluasi.
Evaluasi
yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oeh guru
dan kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh guru dan siswa.
Betapapun baiknya evaluasi, apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran
yang diberikan, tidaklah akan tercapai sasarannya. Demikian pula, betaapun
baiknya tujuan pengajaran yang ditetapkan, kalau tujuan tersebut tidak
diwujunyatakan dalam penyajian pengajaran itu tiadalah berguna pula tujuan itu
Umpan balik
tidak sama dengan penilaian, umpan balik dimaksudkan untuk memberi informasi
sampai dimana siswa mengerti bahan yang dipelajari. Selain itu murid juga
diberi kesempatan untuk memeriksa diri sejauh mana mereka mengerti bahan
tersebut, sehingga mereka dapat melengkapi pengerian-pengertian yang belum
lengkap oleh karena itu, menjadi tugas pendidik untuk memberikan umpan balik
setiap selesai memberikan tes atau tugas lainnya kepada siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Makna Umpan Balik?
2. Apakah tujuan umpan balik?
3. Apa Saja Fungsi Umpan Balik?
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Umpan Balik
Yang dimaksud umpan balik adalah pemberian
informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk
memperbaiki atau meningkatkan pencapaian hasil belajarnya. Termasuk dalam alat
ukur lainnya adalah pemberian pekerjaan rumah (PR) dan pertanyaan yang diajukan
guru di kelas. Maka dapat disimpulkann bahwa umpan balik berkaitan dengan
kegiatan belajar mengajar terdahulu yang dievaluasi dengan alat evaluasi. Hasil evaluasi ini memberikan
informasi mengenai sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan
dalam proses kegiatan belajar mengajar.[1]
Memberikan umpan balik kepada siswa
merupakan tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan oleh guru kepada siswanya
mengenai tingkat pencapaian dalam bidang yang dievaluasikan. Biasanya berupa
tes kepada siswanya. Pengertian tes disini tidak hanya bersifat formal, tetapi
bias bersifat nonformal seperti pemberian pekerjaan rumah (PR).
Namun demikian, umpan balik itu hanya dapat
berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu saja. Hanya
menyajikankan tes dan memberikan serta menyampaikan skor kepada siswa yang
tidak terlalu mempengaruhi penampilan siswa. Hal tersebut dapat bermanfaat
apabila guru bersama siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes, bakik yang
dijawab benar maupun yang dijawab salah oleh siswa, dan memberikan kesempatan memperbaiki
jawaban yang salah itu.
Kondisi
atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha
pemberian umpan balik terhadap belajar siswa.
Berikut ini beberapa
ketentuan mengenai umpan balik:
1. Umpan balik tidak mempermudah belajar jika:
a. Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban
atas soal itu (misalnya “nyontek” jawaban yang benar dari temannya tanpa
mengolah soal itu dalam pikirannya sendiri, dan
b. bahan yang hendak dipelajari
terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga siswa umumnya menebak jawaban
soal-soal yang diberikan.
2. Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila dipenuhi
syarat-syarat berikut ini:
a. Mengkonfirmasikan jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa, dan
menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti materi belajar yang disajikan,
dan
b. Mengidentifikasi kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa
memperbaikinya sendiri.
Umpan balik tidak akan membantu belajar
siswa apabila siswa tidak mengerti bahan yang harus dikuasainya dahulu sebelum
mempelajari hal yang diteskan itu, atau hanya mengerti sedikit, atau tidak
mengerti sama sekali isi pelajaran yang diteskan itu. Penting pula sering
memberikan umpan balik pada saat pelajaran berlangsung, baik terhadap hasil tes
maupun hasil jenis evaluasi lainnya (misalnya tanya jawab di kelas).
Tes memberikan umpan balik tidak saja
kepada siswa, akan tetapi kepada guru juga. Tes memberikan informasi mengenai
sebaik mana siswa telah belajar dan sebaik mana guru telah mengajar. Tentu saja
apabila siwa tidak dapat menangkap atau memahami poko-pokok yang penting maka
pokok bahasan atau subpokok bahasan harus diajarkan kembali sebelum melanjutkan
ke subpokok bahasan berikutnya.[2]
B. Tujuan Umpan Balik
Pengajar perlu mengetahui sejauhmana bahan yang telah dijelaskan dapat
dimengerti oleh murid, karena dari sinilah tergantung apakah ia dapat
melanjutkan pelajaran atau kuliyahnya dengan bahan berikutnya. Bilamana murid
belum mengerti bagian-bagian tertentu, pengajar harus mengulang lagi
penjelasannya. Pada umumnya murid juga tidak tahu sejauh mana bahan yang
diterangkan dapat mereka pahami. Hal ini kiranya dapat dimaklumi, karena mereka
tidak mempunyai waktu untuk memikirkan pengetahuan yang baru saja mereka
peroleh. Maka dari itu pengajar harus sedikit memaksa sehingga murid dapat
mengerti betul-betul bahan yang diterangkan.[3]
Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya bertujuan
untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas.
Selain itu, murid atau mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memeriksa
sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut, sehingga mereka dapat melengkapi
pengertian-pengertian yang belum lengkap.
Jam pelajaran atau jam kuliah selanjutnya tidak mungkin diberikan kalau
pengajar tidak tahu secara pasti hasil pelajaran sebelumnya. Pengajar harus
mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:
a. Lewat kesan yang diperoleh selama jam pelajaran itu sendiri.
b. Lewat informasi sederhana dari pihak murid melalui pertanyaan-pertanyaan
lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
c. Lewat informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh melalui ujian
singkat.
d. Mempelajari hasil ujian yang diadakan pada akhir kursus( disini murid
dinilai).
Tiga hal yang pertama berhubungan dengan
umpan balik yang dilakukan terhadap tiap jam pelajaran atau jam kuliah. Kita
sebut hal itu sebagai umpan balik pelajaran atau kuliah, sedangkan hal yang
keempat berhubungan dengan evaluasi pada akhir kursus, maka kita sebut
penilaian kursus.
Setiap umpan balik pengajaran menentukan
isi pelajaran berikutnya, oleh karena itu jelas, bahwa umpan balik tidak hanya
perlu bagi guru, tetapi juga murid.
Tanya jawab memungkinkan guru untuk
memeriksa pemahaman murid tentang pelajarannya. Ini amat sangat penting, karena
memberikan informasi yang dibutuhkan guru untuk memutuskan apakah topik
tertentu perlu atau tidak perlu diajarkan ulang, dan sampai tingkat mana. Tanya
jawab memungkinkan murid untuk mempraktikkan dan menguasai topik yang diajarkan
sebelum mereka harus pindah ke topik berikutnya.
Menjawab pertanyaan memungkinkan murid
untuk mengklarifikasikan pemikiran dan pemahaman mereka tentang konsep yang
diajarkan, dan membuat mereka memverbalisasikan pikiran mereka, terutama jika
mereka diminta untuk menjelaskan metode atau pengetahuan yang mereka gunakan
untuk menjawab pertanyaan tertentu. Ini akan membantu meeka mengembangkan
keterampilan-keterampilan verbal yang akan mereka butuhkan, bukan hanya
disekolah tetapi juga di tempat kerja mereka kelak.
Mnurut Kardi dan Nur, untuk memberikan uman
balik yang efektif kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa
pedoman yang patut dipertimbangkan, sebagai berikut:
1. Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan, dengan
seketika, namun umpan balik seharusnya diberikan segera setelah latihan
sehingga siswa dapat mengingat dengan jelas kinerja mereka sendiri.
2. Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat
membantu siswa.
3. Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan ada maksud
yang tersirat dalam tingkah laku tersebut.
4. Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Umpan
balik harus diberikan secara hati-hati agar berguna. Kadang-kadang siswa diberi
umpan balik yag terlalu banyak atau terlalu rumit untuk ditanganinya.
5. Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar. Tentunya
siswa lebih menyukai umpan balik yang positif daripada yang negatif. Pada
umumnya pujian akan diterima, sedangkan umpan balik negatif akan ditolak.
6. Apabila member umpan balik yang negatif, tunjukkan bagaimana
melakukannya dengan benar.
7. Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan hasil. Merupakan
tanggung jawab guru agar siswa memusatkan perhatiannya pada proses atau teknik tertentu.
Siswa perlu disadarkan bahwa teknik yang salah dapat saja memberikan hasil,
tetapi hasi tersebut akan menjadi penghambat untuk perkembangannya lebih
lanjut.
8. Mengajari siswa memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan
bagaimana menilai keberhasilan sendiri dan memberikan umpan balik kepada
dirinya sendiri merupakan hal yang penting yang perlu dipelajari siswa.[4]
C. Fungsi umpan balik
Umpan balik mempunyai tiga fungsi pokok,
yaitu fungsi informasional, motivasional, dan komunikasional.[5]
1. Fungsi informasional
Tes sebagai alat penilaian pencapaian hasil
belajar siswa diperiksa menurut kriteria terentu yang telah ditentukan terlebih
dahulu, dengan demikian memberikan informasi tentang sejauh mana siswa telah
menguasai materi yang diterimanya dalam proses/kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau
perbaikan.
2. Fungsi motivasional
Dengan pemberian umpan balik itu maka tes
sekaligus pula berfungsi sebagai motivator bagi para siswa untuk belajar.
Sayangnya ada guru yang memanfaatkan tes sebagai senjata untuk menghukum siswa
dibandingkan sebagai kekuatan konstruktif untuk membina dan mengembangkan
siswa.. guru-guru berharap dan berpikir bahwa dengan menggunakan tes sebagai
ancaman, mereka dapat meningkatkan kesungguhan belajar pada siswa. Terkadang
para guru menyajikan tes dadakan yang dianggap dapat memotivasi siswa untuk
belajar sehingga selalu siap menerima tes dadakan semacam itu. Orang tua siswa juga
sering memandang tes sebagai criteria keberhasilan anaknya di sekolah. Hal-hal
seperti itu justru menimbulkan kecemasan siswa
pada waktu mengerjakan soal-soal tes, sehingga hasilnya pun kurang
maksimal dibandingkan ketika tes tidak dibawah tekanan.
3. Fungsi komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan upaya
komunikasi antara siswa dengan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada
siswa, dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya.
Dengan demikian, dengan umpan balik siswa dapat mengetahui letak kelemahannya,
dan bersama guru bereaksi dengan hasil tersebut.
Kelanjutan umpan balik adalah upaya
peningkatan atau perbaikan belajar siswa. Siswa yang sudah mendapatkan nilai
baik dalam evaluasi diharapkan dapat berusaha meningkatkan pengetahuan mengenai
materi yang dievaluasi. Upaya yang dimaksud adalah materi pengayaan (enrichment).
Sebaliknya siswa yang mempunyai nilai yang kurang/tidak baik diharapkan dapat
berusaha sendiri bersama guru memperbaiki belajarnya untuk dapat meningkatkan
pengetahuannya mengenai materi yang dievaluasi. Upaya tersebut dikenal dengan
istilah perbaikan (remedial atau improvement)[6].
Kesimpulan
·
Pengertian Umpan Balik
Yang dimaksud umpan balik adalah pemberian informasi
yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki
atau meningkatkan pencapaian hasil belajarnya.
·
Tujuan Umpan Balik
Pengajar perlu mengetahui sejauhmana bahan yang telah
dijelaskan dapat dimengerti oleh murid, karena dari sinilah tergantung apakah
ia dapat melanjutkan pelajaran atau kuliyahnya dengan bahan berikutnya.
·
Fungsi umpan balik
Umpan balik mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu fungsi
informasional, motivasional, dan komunikasional.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Suke Silverius, Evaluasi Belajar Mengajar dan Umpan Balik, Jakarta: PT. Grasindo,
1991
2.
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, Yogyakarta:
Matagraf, 2013
Comments
Post a Comment